Geliat Ekspor Benih Hortikultura

By Admin


nusakini.com - Kediri (17/04/18), Direktur Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian, Suwandi, berkesempatan meluncurkan ekspor berbagai benih sayuran dari Kediri, Jawa Timur. Kali ini, benih sebanyak dua kontainer ini dikirim ke 4 negara, yakni China, Thailand, Malaysia dan Philippina. Di dalam kontainer tersebut ada total 900 ton berbagai bibit seperti semangka, melon, bayam, kangkung, ketimun dan cabai. Ekspor sayuran ini sendiri bukanlah yang pertama. Eksportirnya, yakni PT Bisi International, sudah rutin melakukannya sejak 2005 ke total 1O negara di Asia, termasuk ke dua negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia: China dan India.

Di balik lancarnya urusan ekspor ini ada tangan-tangan gesit petani yang menjadi pemasok benih-benih sayuran tersebut. Sekitar 9 ribu petani sampai saat ini sudah menjadi petani penangkar untuk menunjang keberlanjutan ekspor total 33 komoditas hortikultura tersebut. Mereka tersebar di tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. 

Eksportir sendiri menjalin kerjasama kemitraan dengan petani penangkar tersebut. Perusahaan menyediakan benih, serta sebagian kebutuhan pupuk dan saprodi petani. Peningkatan kapasitas juga diberikan untuk memastikan benih sayur hasil tangkaran para petani mitra memenuhi standar ekspor. Saat benih sudah dipanen, perusahaan langsung membeli dengan harga yang layak.

Salah satu dari petani penangkar tersebut adalah Nasarudin. Petani berusia 50 tahunan ini sudah bertahun-tahun menjadi mitra eksportir. "Hasilnya membahagiakan," tuturnya pendek saat ditanya mengenai pendapatannya sebagai petani penangkar. Meski tidak menyebutkan angka, Nasarudin mengaku bisa menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi. 

Petani lainnya bernama Munawar, 57 tahun. Lelaki asal Blitar ini mengaku sudah 15 tahun menjadi petani mitra. Spesialisasinya adalah menangkar benih ketimun. Dengan tanah seluas 0,5 ha yang dimilikinya sendiri, ia mampu bertanam benih ketimun 3 kali setiap tahunnya. Hasilnya? "Sangat menguntungkan,' tuturnya ceria. Ia mengaku pola kemitraan yang sudah digelutinya selama belasan tahun jauh lebih menguntungkan daripada tanam padi yang dulu sempat ditekuninya.

Apa yang dituturkan oleh dua petani penangkar ini paling tidak bisa menunjukkan bahwa pertanian yang dikelola secara tepat, termasuk dengan menjalankan pola kemitraan yang saling menguntungkan, tidak hanya mampu menyumbang pada kelancaran ekspor. Ini juga bisa mendorong peningkatan kesejahteraan petani. Dua hal ini tentunya sudah sejalan dengan tujuan pertanian Indonesia yang dikomandani oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, termasuk mendorong ekspor komoditas dan peningkatan kesejahteraan petani. Bravo pertanian Indonesia.(tami)